Pembaca, insya Allah Sabtu ini 26 November 2011, kita akan mengakhiri
tahun 1432 Hijriyah dan mulai sejak azan Magrib pada hari tersebut kita
memasuki Tahun Baru 1433 H, tepatnya 1 Muharam 1433 H.
Sebagai umat Islam, tentunya kita perlu bersyukur atas segala nikmat
yang telah dan akan diberikan Allah SWT, nikmat yang tak akan ada
manusia mampu menghitungnya selama perjalanan hidup setahun, khususnya
pada tahun 1432 H. Oleh karena itu tak ada salahnya menyambut kedatangan
tahun 1433 H sesuai syariat Islam.
Cara menyambut kedatangan tahun baru hijriyah ini tentu sangat
berbeda dengan cara mereka yang non-Islam menyambut kedatangan tahun
baru Masehi, setiap 1 Januari.
Menurut sejarahnya, Rasulullah SAW dan para sahabat beliau serta umat
terdahulu sebenarnya tidak mengharuskan umat Islam merayakan kedatangan
tahun hijriyah. Namun, entah sejak kapan, sebagian umat Islam merayakan
kedatangan tahun baru hijriyah dengan mengadakan beberapa acara yang
bersifat islami, meskipun terkadang sampai keluar dari ajaran Islam.
Ada beberapa adab yang kiranya perlu dilakukan dalam menyambut kedatangan tahun hijriyah di antaranya:
Niat yang ikhlas mengharapkan keridaan Allah SWT semata;
Mengucapkan syukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah
dilimpahkan-Nya, nikmat kesehatan dan rezeki, serta bersalawat kepada
Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan pengikut beliau. Pada tahun
baru ini, kita mensyukuri seluruh nikmat dan karunia yang telah
diberikan Allah di tahun sebelumnya agar nikmat tersebut bertambah dan
tidak dicabut-Nya.
Membaca doa, berharap dan bermohon kepada Allah SWT agar meridai dan
menerima amalan-amalan yang dilakukan sebagai ibadah yang diterima,
serta tetap menjadi pengikut Rasullah SAW yang setia hingga akhir hayat,
serta tidak kembali keharibaan-Nya kecuali dalam keadaan berserah diri
kepada-Nya, sebagaimana yang diperintahkan-Nya kepada kita: "Dan
janganlah kamu mati, kecuali dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali
Imran 102).
Banyak bertafakur untuk bermuhasabah dengan bertambahnya umur ini,
karena sesungguhnya dengan bertambahnya usia, berarti hakikatnya
berkurang kesempatan untuk hidup di dunia ini.
Memanfaatkan kehidupan dunia ini dengan sebaik-baiknya untuk
mempersiapkan kematian yang khusnul khatimah, atau kehidupan yang abadi;
tidak terjebak dengan "permainan” dalam dunia.
Mempersiapkan diri dengan bekal takwa sebagai sebaik-baiknya persiapan dan bekal.
Memelihara dan menjaga diri dari perbuatan syirik, bid’ah, maksiat, dan perbuatan dosa lainnya.
Menghindari pesta pora yang menyalahi ajaran Islam.
Meningkatkan, menganjurkan bersedekah.
Jadikan tahun baru hijriyah untuk selalu mengintrospeksi diri,
bersyukur, dan aktivitas hidup di dunia, bekal di akhirat, yang lebih
baik dari tahun sebelumnya.
Sumber : http://www.equator-news.com/religi/20111125/bagaimana-menyambut-tahun-baru-islam
|